Sosok Muda, Energik dan Penuh Semangat Dalam Pileg 2019
– Muda, energik dan penuh semangat, itulah Sosok Fahri. Pria bernama lengkap Fahrianto Mohammad lahir di Jakarta, 10 April 1995, Ia adalah salah satu Kader Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Bekasi. Sekarang ini ia juga masuk sebagai anggota Barisan Muda Partai Amanat Nasional (BM-PAN).
Fahrianto Muhammad atau yang akrab di sapa Fahri ini pernah bersekolah di TK. Bani Saleh 2 Kota Bekasi (2000-2001), SD. Bani Saleh 2 Kota Bekasi (2001-2007), kemudian SMP Islam Al-Azhar 9 (2007-2010), SMA Islam Al-Azhar 4 (2010-2013), lalu ia mengenyam kembali pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya Malang (2014-2018) dan lulus sebagai sarjana Ilmu Politik.
Selama menuntut ilmu di Universitas Brawijaya, ia juga aktif dalam keorganisasian di kampusnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Brawijaya pada 2015 hingga 2016, setelah itu ia mulai merambah ke dunia politik dengan masuk dalam pengakaderan Barisan Muda Partai Amanat Nasional (BM-PAN) pada 2017.
Fahri yang akan maju sebagai Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Bekasi-Depok akan memprioritaskan pendidikan dan infrastuktur jalan, khususnya di Kota Bekasi dan Depok.
Ia menilai selama ini kota Bekasi yang sudah maju dan berkembang, namun masih banyak infrastruktur yang membutuhkan perhatian khusus, tidak terkecuali sarana sekolah. Menurutnya, kota Bekasi memerlukan pembenahan dalam bidang infrastruktur pendidikan yang dirasakan tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada di kota Bekasi.
“Infrastruktur jalan di kota Bekasi masih belum merata, khususnya di wilayah pinggiran, itu masih belum tertata dengan baik,” kata Fahri saat ditemui disebuah kedai di Bekasi, Senin (3/9).
“Masih banyak daerah yang sekolahnya tidak mempunyai banyak pilihan sekolah, penyiapan lahan baru untuk sekolah sangat diperlukan untuk dapat mengakomodir kebutuhan pendidikan,” tambahnya.
Selain pembenahan pada segi infrastruktur pendidikan, ia juga prihatin dengan praktik percaloan calon peserta didik yang seakan mengakar dan membudaya pada masa penerimaan siswa baru. Ia juga berpendapat bahwa sistem zonasi yang saat ini dilaksanakan dapat berjalan dengan mengedepankan kualitas calon murid itu sendiri.
“Kalau masalah pengawasan, kita akan lihat dulu data siswa, dan sistem yang ketat untuk. Nah kalau terkair dengan zonasi, tentu harus ada kebijaksanaan khusus oleh sekolah disekitarnya, untuk dapat mengakomodir calon siswa di lingkungan sekolah,” kata Fahri menambahkan.
Bicara tentang APBD atau anggaran, Fahri mensiasatinya dengan fokus pada program utama yang sangat di perlukan dan akan menjadi prioritas dalam programnya.
“Prioritas apa yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, saya akan fokus pada satu titik terlebih dahulu, diselesaikan, lalu rencanakan program lain,”.