Pulau Unik di Tengah-Tengah Sungai Musi
GERBANGPATRIOT.COM-Pulau Kemaro, Palembang.Pulau unik di tengah sungai Musi ini berada di titik koordinat -2.9786111,104.8153113. Jarak pulau Kemaro ini sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera.
Untuk dapat sampai ke pulai ini kita dapat menggunakan Speedboat, jarak yang di tempuh cukup dekat sekitar 15 samapi 30 menit, untuk biaya yang di gunakan tidak terlalu mahal biasanya sekitar 70 sampai 150 ribu itu di tentukan oleh jumlah orangnya semakin banyak bisa semakin murah karena kita bisa berbagi untuk pembayarannya, Di tengah pulau ini terdapat sebuah Vihara kuno.
Hingga saat ini masih digunakan untuk berdoa dan berziarah oleh umat Buddha. Konon katanya ada dua anak manusia berbeda etnis, Tan Bun An dan Siti Fatimah, jatuh cinta, Kisah mereka berakhir tragis di Sungai Musi, tetapi abadi dalam legenda Pulau Kemaro.Kemudian Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah di ukir di sebuah prasasti bertanda Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang yang berada di kompleks Kelenteng Hok Cing Bio di Pulau Kemaro, Palembang, Sumatera Selatan.
Diceritakan, Tan Bun An terjun ke Sungai Musi mengejar guci-guci berisi emas hadiah keluarganya di Tiongkok yang awalnya disangka hanya berisi sawi asin. Saat ia tak kembali, pengawalnya menyusul terjun, tetapi juga tak terlihat lagi.
Dirundung resah, Fatimah, putri Palembang itu, menyusul kekasihnya terjun ke Sungai Musi dan tak pernah terlihat lagi.
Beberapa waktu kemudian, dari tempat sejoli itu terjun muncul pulau kecil yang tak tenggelam saat Musi pasang sekalipun. Warga kemudian menamakannya Pulau Kemaro (Kemarau) karena selalu jauh dari jangkauan pasang Musi. Inilah legenda asal mula pulau seluas sekitar 180 hektar itu.
Hingga kini, Kelenteng Hok Cing Bio di Pulau Kemaro menjadi salah satu tujuan wisata di Palembang. Tak hanya legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah yang menjadi daya tarik Pulau Kemaro, tetapi juga kelenteng tua Hok Cing Bio yang diyakini dibangun ratusan tahun lalu.
Sejak 2006, Pulau Kemaro semakin menawan dengan tambahan pagoda setinggi sembilan lantai. Dari Sungai Musi, bangunan berwarna merah ini terlihat anggun, menyembul di antara kompleks industri dan kapal-kapal yang berlabuh. (Har)
.