NETWORK | Jakarta | Banten | Lampung

Penyebab Rendahnya Mutu Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

GERBANGPATRIOT.COM – Permasalahan SMK menyumbangkan angka tertinggi dalam pengangguran menjadi sesuatu yang mencengangkan. Karena seharusnya lulusan SMK adalah tenaga kerja yang siap bekerja di dunia industri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika, tahun 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi di antara jenjang pendidikan yang lain, yaitu sebesar 11, 41%. Padahal TPT lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya sebesar 7,955.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala SMK besar Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk SMK disebabkan antara lain karena:

1) Jumlah daya serap industri yang tidak seimbang dengan jumlah lulusan SMK

2) Kompetensi lulusan SMK yang tersedia belum sesuai dengan yang dibutuhkan oleh dunia industry

3) Berlakunya sistim outsourcing dalam dunia industry sehingga menutup lapangan pekerjaan buat lulusan SMK

4) Belum link and match antara kurikulum SMK dengan kebutuhan industri

5) Kurangnya guru vokasi dan rendahnya kompetensi guru SMK

6) Terbatasnya fasilitas, alat praktik dan laboratorium

7) Tenaga kerja yang tergantikan oleh mesin di era digital

8) Masih berkutatnya pendidikan vokasi berbasis
jasa. Belum menyentuh vokasi berbasis sertifikasi kompetensi agar perusahaan percaya dengan kemampuan lulusan SMK

Kondisi ini tentu saja membutuhkan sebuah solusi untuk meningkatkan mutu lulusan SMK sehingga tidak akan terjadi lagi tingkat pengangguran terbuka yang tinggi, khususnya dari lulusan SMK. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya dengan cara:

1) Menciptakan bidang lapangan kerja yang memiliki daya serap lulusan SMK

2) Regulasi mengutamakan tenaga kerja dalam negeri khususnya yang setara dengan SMK

3) Peningkatan kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan yang kebutuhan oleh dunia industri

3) Perusahaan tidak memakai sistem out ourcing dalam dunia industri sehingga akan menutup lapangan pekerjaan buat
lulusan SMK

4) Link and match antara pendidikan dan industri harus diupayakan melalui kurikulum dengan kebutuhan industri

5) Mengingatkan kualifikasi dan kompetensi guru SMK yang mumpuni dan terstandardisasi

6) Tersedianya fasilitas, alat praktik dan laboratorium yang baik dan memadai

7) Metode pembelajaran tidak hanya teori harus sebanding dengan praktik

8) Peningkatan vokasi bersertifikasi kompetensi agar perusahaan percaya dengan kemampuan lulusan SMK

Bila upaya di atas dapat dilaksanakan dengan baik maka akan meningkat mutu lulusan SMK serta adanya link-match antara lulusan SMK dan dunia industri. (Dns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.