NETWORK | Jakarta | Banten | Lampung

Yayasan Al Ghifari Firdaus dan Teladanku Serahkan Bantuan untuk Santri Tahfidz Indonesia Timur

GERBANGPATRIOT.COM- Ciamis – Yayasan Al Ghifari Firdaus Jakarta melalui Relawan Teladanku menyalurkan bantuan untuk biaya konsumsi para santri tahfidz asal Indonesia bagian timur yang bermukim di Pondok Pesantren Ibnu Siena Quranuna, Margaluyu, Cikoneng, Ciamis, Jawa Barat dalam kegiatan Dauroh Al Quran sebulan penuh.

Salah seorang Relawan Teladanku memberikan bantuan langsung uang tunai kepada ustadz Lase Abu Bakar sebagai pembimbing (musyrif) di sana. Dana bantuan tersebut disalurkan dari donatur untuk program Dermawan Berbagi Makan (Dermakan) Teladanku.

Musyrif Lase mengatakan dalam penyelenggaraan kegiatan Dauroh (pembinaan) Al Quran ini pihaknya membutuhkan logistik bagi para santrinya. Untuk itu ia mempersilakan bagi masyarakat ataupun dermawan yang mau mendukung program tahfidz ini.

“Kalau kendala logistik karena mereka itu makannya 2 kali sehari pagi dan sore karena kalau hari Senin dan Kamis itu mereka istiqomah berpuasa bahkan yang sakit pun mereka maksa pengen puasa, disuruh buka saja mereka nggak mau karena pengen istiqomah puasanya, karena mereka melihat teman temannya puasa, maka saya katakan mereka ini sangat istimewa, 4 tahun saya mengajar di Ibnu Siena baru kali ini merasakan semangat yang berbeda dari sebelumnya,” ujarnya. Senin, (15/3/2021)

Pihak pondok pesantren sangat bersyukur apabila ada masyarakat yang mau berdonasi mendukung program ini.
“Kita memang mengkader mereka untuk kemudian kembali ke masyarakat sebagai da’i Al Quran dan insya Allah mampu menciptakan kebaikan di masyarakat terlebih lagi kita ketahui bacaan Al Quran di masyarakat hari ini meski bisa baca namun kurang maksimal sesuai ilmu tajwidnya,” ujarnya.

“Saya pernah ke sana dan melihat guru ngaji di kampung itu nenek-nenek dan kakek-kakek itu yang mengajar ngaji. Sebahagian besar cerita orangtua di sana anak-anak muda mereka kalau sudah ke tanah Jawa ndak mau pulang, itu masalahnya,” tambahnya.

Oleh karena itu di pesantren, para pembimbing mendoktrin santri dari awal adalah agar memiliki rasa social leadership untuk kepemimpinan di masyarakat. Mereka harus kembali ke masyarakat untuk mendakwahkan Al-Quran.

“Ramadan ini kita menargetkan meski nantinya di pertengahan ramadan jadwal mereka pulang, cuma masalahnya mereka semua nggak mau pulang dan ingin ada dauroh Al-Quran lagi. Jadi memang motivasi dan semangatnya ingin cepet selesai 30 juz untuk setor tahap pertama, nanti di tahap kedua tinggal mereka muroja’ah (mengulang-ulang hafalan) yang tadinya mereka setor sehari setengah juz di tahap kedua bisa 1 juz. Jadi kemungkinan bisa berlanjut Dauroh Al Quran ini,” pungkasnya. (Denis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.