NETWORK | Jakarta | Banten | Lampung

Aksi Nyata Mahasiswa PKP UPI Serang: Menjaga Laut dari Lapangan, Bukan Sekadar Teori

GERBANGPATRIOT.COM, Kabupaten Tangerang – Di balik debur ombak Desa Kohod, puluhan mahasiswa berseragam lapangan sibuk membongkar sisa pagar laut yang berdiri kaku di antara pasir dan karang. Di bawah terik matahari, semangat mereka tak surut. Sabtu (26/4/2025), mereka turun langsung ke garis depan menjaga laut.

Sebanyak 55 mahasiswa Program Studi Pendidikan Kelautan dan Perikanan (PKP) UPI Serang bergabung bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten untuk membersihkan pagar laut yang sempat menjadi kontroversi di kalangan nelayan. Kegiatan ini berlangsung dua hari, hingga Minggu (27/4/2025).

“Kita ingin mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tapi juga dari kenyataan di lapangan. Di sinilah laut yang sebenarnya,” kata Ketua Program Studi Pendidikan Kelautan dan Perikanan (PKP), Ferry Dwi Cahyadi, S.Pd, M.Sc., melalui wawancara dengan wartawan.

Pagar laut yang sempat berdiri bertahun-tahun di perairan Kohod dianggap membatasi akses nelayan dan berpotensi merusak ekosistem laut. Setelah dilakukan pembongkaran awal oleh DKP Banten, kini giliran mahasiswa yang diberi ruang untuk berkontribusi.

Bagi Ferry, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini adalah momen penting. “Kami ingin mereka memahami bahwa menjaga laut bukan sekadar teori, tapi aksi nyata. Ini pengalaman yang akan membentuk kepedulian mereka seumur hidup,” ujarnya.

Tak hanya aksi bersih – bersih, UPI Serang juga menyiapkan langkah lanjutan membantu penanaman mangrove jika dibutuhkan. Sebelumnya, kampus UPI Serang juga aktif menanam mangrove di Desa Lontar, Kabupaten Serang.

Lebih jauh, kampus juga tengah merancang riset bersama DKP Banten untuk mengkaji dampak pagar laut terhadap arus laut, biota dan sosial ekonomi nelayan.

“Apakah pagar laut benar bisa mencegah abrasi, atau justru mengganggu ekosistem? Itu yang ingin kami teliti,” kata Ferry.

Laut Kohod hari ini adalah cermin dari harapan bahwa persoalan lingkungan tak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah, tapi juga melalui kolaborasi dan semangat generasi muda. “Kami percaya, mahasiswa tidak hanya datang membawa tenaga, tapi juga masa depan,” tutup Ferry.

(Yuyi Rohmatunisa)