NETWORK | Jakarta | Banten | Lampung

Pengukuhan Guru Besar UIN SMH Banten, Ilmu untuk Perubahan

GERBANGPATRIOT.COM, Mekkah – Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten menorehkan jejak bersejarah. lima dosen senior resmi menyandang profesorr, sebuah pencapaian akademik tertinggi yang tidak hanya disambut dengan bangga, tetapi juga dengan perenungan mendalam.

Upacara pengukuhan, itu menjadi simbol dari komitmen intelektual yang tak berhenti pada capaian tertinggi. Rektor UIN SMH Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin, M.Pd., menggarisbawahi bahwa profesor bukanlah garis akhir dalam perjalanan ilmiah, melainkan pintu masuk menuju tanggung jawab yang lebih besar.

“Profesor bukan titik akhir, tapi awal dari kontribusi yang lebih luas. Ilmu harus terus tumbuh, menjawab tantangan zaman dan menyentuh kehidupan nyata masyarakat,” ujar Prof. Wawan, Rabu,
(28/5/2025).

Ia menyoroti bahwa di tengah tantangan global dan persoalan bangsa dari ketimpangan pendidikan hingga degradasi moral kehadiran para guru besar tidak boleh hanya menjadi simbol akademik. Mereka harus menjadi cahaya yang menuntun arah, hadir dalam percakapan publik, serta membumikan ilmu dalam aksi nyata.

Kelima profesor yang dikukuhkan adalah:

1. Prof. Dr. Budi Sudrajat, MA

2. Prof. Dr. Muhammad Isom, S.Ag., M.A

3. Prof. Dr. Humdatul Hasanah, M.Ag

4. Prof. Dr. Wasehudin, M.Si

5. Prof. Dr. Ahmad Sanusi, M.A

Mereka adalah akademisi yang telah melewati perjalanan panjang penuh dedikasi dan pengabdian. Namun, menurut Prof. Wawan, gelar itu bukanlah pencapaian pribadi semata, melainkan amanah besar untuk membangun peradaban.

“UIN SMH Banten harus menjadi pusat lahirnya pemikiran segar, rumah bagi penelitian yang berdampak, dan motor penggerak perubahan sosial berbasis nilai Islam yang terbuka dan solutif,” lanjutnya.

Rektor juga menegaskan pentingnya membangun tradisi ilmiah yang tidak berhenti pada publikasi dan angka, tapi menyentuh kualitas hidup. Ilmu menurutnya, bukan untuk disimpan dalam jurnal semata, tetapi untuk menjawab keresahan umat.

Ia mengutip sebuah pepatah Arab “Ilmu tanpa amal seperti pohon tak berbuah.” Sebuah pesan sederhana, tapi mengandung filosofi mendalam bahwa ilmu sejati adalah ilmu yang hidup di tengah masyarakat.

(Yuyi Rohmatunisa)