Jakarta Timur Kampanyekan Stop BABS, Ubah Limbah Jadi Energi dengan Teknologi Biogas
GERBANGPATRIOT.COM, Jakarta – Dalam sengatan matahari Jakarta yang tak menentu, puluhan warga Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, berkumpul di balai warga, Kamis (3/7/2025). Di hadapan mereka, pemangku kepentingan lokal menuturkan pentingnya berhenti buang air besar sembarangan (BABS). Yang menarik, selain seruan moral, warga diajak memahami bagaimana limbah feses bisa diubah menjadi energi alternatif melalui teknologi biogas.
“Kami ingin ubah cara pandang. Masalah sanitasi bukan semata persoalan toilet, tapi bagian dari peradaban,” kata Eka Darmawan, Sekretaris Kota Jakarta Timur.
Program ini tak berdiri sendiri. Selain menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Timur, Baznas Bazis Jakarta Timur, dan PT Swen Inovasi Transfer, Pemkot Jaktim juga membentuk ekosistem kolaboratif dengan tokoh agama, akademisi, hingga komunitas warga. Semua untuk satu tujuan: menjadikan Jakarta Timur wilayah bebas buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) ODF 100 persen.
Sanitasi dan Teknologi
Program edukasi di Ciracas merupakan kelanjutan dari komitmen Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, yang sejak Mei lalu menggencarkan deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Dalam deklarasi di Kelurahan Ciracas, ia meminta seluruh ketua RW, lurah, dan camat untuk mengawal praktik sanitasi sehat. “Kesepakatan bersama ini perlu dijaga, agar tak berhenti pada seremoni,” kata Munjirin.
Butuh waktu 1,5 tahun untuk membangun kesadaran warga agar tidak lagi BABS. Langkah berikutnya adalah penyediaan fasilitas. Di Ciracas, Pemkot memanfaatkan tangki septik komunal berbasis biogas. Limbah kotoran manusia diolah, menghasilkan gas metana yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Jakarta Timur tak sendiri. Perang melawan buang air besar sembarangan bergulir serentak di sudut-sudut Jakarta, membenturkan persoalan klasik sanitasi dengan inovasi baru: biogas, edukasi publik, dan deklarasi komunitas.
Di Jagakarsa, sejak awal 2024, Sudin Kesehatan Jakarta Selatan mencatat lebih dari 70 persen RW sudah mendeklarasikan ODF. Di Kelurahan Srengseng, Jakarta Barat, kampanye serupa dilakukan melalui lomba lingkungan bersih dan pelatihan pengelolaan septik tank mandiri.
Pola pendekatannya tak seragam. Jakarta Selatan menekankan edukasi berbasis sekolah dan rumah ibadah, sementara Jakarta Barat fokus pada sanksi administratif dan partisipasi warga dalam pembangunan tangki septik komunal. “Sosialisasi tanpa intervensi infrastruktur hanya akan melahirkan wacana,” kata Nur Kholis, pengamat kebijakan lingkungan dari Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Mimpi Jakarta Kota Sehat
Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, per Maret 2025, baru 68 persen wilayah di Jakarta yang telah menyandang status ODF. Target Pemprov DKI adalah 100 persen pada akhir 2026.
Tidak boleh ada gencatan senjata dalam perang BABS. Pekerjaan rumah bisa bertambah jika lengah. Di beberapa titik padat penduduk seperti Cengkareng dan Jatinegara, praktik BABS masih berlangsung, terutama di bantaran sungai dan permukiman informal. Namun, dengan pendekatan berbasis komunitas dan pemanfaatan teknologi tepat guna, optimisme itu tumbuh.
“Sanitasi adalah hak dasar. Dan hak itu, mestinya tidak lagi menjadi kemewahan bagi warga kota,” kata Eka Darmawan. (ihd)