Memprihatinkan, MTs Al-Falah Karang Tanjung Pandeglang Direnovasi secara Swadaya
GERBANGPATRIOT.COM, Pandeglang — Kondisi bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Falah yang berlokasi di Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Banten, kini tengah menjalani proses renovasi secara swadaya oleh pihak sekolah dan wali murid. Renovasi dilakukan akibat kondisi bangunan yang sudah tidak layak dan dinilai membahayakan aktivitas belajar mengajar. (Sabtu, 12/7/2025)
Kepala MTs Al-Falah Karang Tanjung, Nana Nafiudin, mengungkapkan bahwa renovasi dilakukan tanpa bantuan dari pemerintah daerah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Bangunan sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 1988, dan kondisinya saat ini sangat memprihatinkan. Karena itu, kami berinisiatif melakukan renovasi secara swadaya, meski dengan keterbatasan dana,” ujar Nana.
Ia menjelaskan bahwa sejumlah ruang kelas mengalami kerusakan parah, seperti atap yang bocor, dinding lapuk, hingga plafon yang rawan ambruk, terutama saat musim hujan. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
“Kami saat ini hanya bisa memperbaiki bagian atap secara bertahap, menyesuaikan dana yang tersedia. Kami tidak bisa menunggu terlalu lama karena risikonya terlalu besar bagi keselamatan anak-anak,” tambahnya.
Pihak sekolah juga telah beberapa kali mengajukan proposal bantuan kepada berbagai instansi dan donatur, namun hingga saat ini belum ada tanggapan ataupun realisasi bantuan.
MTs Al-Falah Karang Tanjung saat ini menampung ratusan siswa aktif dari kelas 7 hingga kelas 9 (kelas A dan B) yang tetap semangat belajar di tengah kondisi bangunan yang terbatas.
Di tempat yang sama, Wali Kelas 7A, Neneng Hasanah, turut menyampaikan keprihatinannya atas kondisi fisik bangunan sekolah.
“Yang paling kami khawatirkan adalah atap plafon yang bisa roboh sewaktu-waktu. Saat musim hujan, air masuk ke dalam ruangan karena atap bocor,” ungkap Neneng.
Ia menambahkan, selain atap, bagian jendela dan dinding juga dalam kondisi rapuh dan retak, menambah kekhawatiran akan potensi bahaya bagi siswa.
“Kami sudah mendokumentasikan kondisi bangunan dan menyampaikan laporan kepada pihak terkait. Tapi sampai sekarang belum ada bantuan atau perhatian langsung. Akhirnya kami bergerak sendiri demi keselamatan anak-anak,” ujarnya.
Pihak sekolah berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat segera turun tangan. Minimal memberikan dukungan moril dan materiil agar proses renovasi dapat diselesaikan dan mencakup fasilitas vital lainnya seperti ruang guru, toilet, serta perpustakaan.(Denny)