Marcelino Ferdinan Langkah Baru di Eropa, Menuju Panggung Utama

GERBANGPATRIOT.COM, Jakarta – Suara peluit panjang baru saja dibunyikan di Stadion Sihot, Trencin, Sabtu (18/10) sore waktu Slovakia. Di sisi lapangan, seorang pemain muda asal Indonesia menepuk dada, menatap tribun, dan tersenyum kecil. Hari itu, Marselino Ferdinan akhirnya kembali merasakan atmosfer pertandingan resmi setelah lima bulan menepi dari panggung klub.

Pemain berusia 20 tahun itu menjalani debutnya bersama FK AS Trencin, klub yang dikenal sebagai salah satu pengembang talenta muda di Liga Slovakia. Ia masuk di babak kedua menggantikan Dylann Kam ketika Trencin sedang berusaha bangkit dari ketertinggalan atas Skalica.

Debut itu memang berakhir dengan skor 1-1, namun data statistik menunjukkan performa Marselino yang menjanjikan. Selama lebih dari 45 menit di lapangan, pemain bernomor punggung 7 itu mencatat 23 sentuhan, 15 umpan dengan akurasi 87 persen, dan tiga umpan kunci. Ia juga melepas satu umpan silang akurat, satu tembakan melenceng, serta mencatat dua kemenangan duel darat dan satu intersep.

Momen paling berkesan datang pada menit ke-87. Marselino mengirim umpan terobosan yang nyaris menjadi assist untuk Pepijn Doesburg. Bola itu seolah menandai sinyal: bakat dari Surabaya itu siap menulis bab baru di Eropa Tengah.

Perjalanan Marselino menuju Trencin bukanlah jalan mulus. Setelah sempat memperkuat Oxford United di Inggris dan hanya mencatat sedikit menit bermain, ia memutuskan mencari ruang baru agar bisa berkembang. Di Slovakia, Trencin dikenal dengan filosofi yang memberi kesempatan bagi pemain muda, termasuk dari luar Eropa Barat.

Hasil imbang pada laga debutnya tidak sepenuhnya buruk. Trencin kini menempati posisi keenam klasemen sementara Liga Slovakia dengan 13 poin, sementara Skalica berada dua tingkat di bawah dengan 11 poin.

Marselino akan kembali turun bersama Trencin di Piala Slovakia menghadapi Malzenice pada Rabu (22/10). Bagi publik Indonesia, laga itu bukan sekadar pertandingan biasa. Ia menjadi simbol tentang ketekunan seorang anak muda yang menolak menyerah pada waktu, dan memilih meniti ulang kariernya dari tanah yang jauh—demi mimpi yang sama: membuktikan bahwa bakat Indonesia bisa bersinar di panggung Eropa. (ihd)