Kisah Mbok Kinih: Tetap Sehat dan Bersemangat di Usia Senja Meski Hidup Sebatang Kara
GERBANGPATRIOT.COM, Pandeglang – Di Kampung Jongor, Desa Sidamukti, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, hidup seorang perempuan lanjut usia penuh semangat bernama Mbok Kinih. Di usianya yang telah mencapai 85 tahun, ia tetap tampak sehat dan bugar, meski harus menjalani hari-harinya sendirian tanpa pendampingan anak-anaknya.
Kisah hidupnya menjadi perhatian setelah ia merobohkan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) miliknya yang berukuran 7 x 8 meter, semi permanen, berdinding anyaman bambu, dan beratap seng. Rumah tersebut dibangun oleh almarhum suaminya semasa hidup.
Mbok Kinih, yang saat itu didampingi putranya Kalman, menceritakan kisahnya kepada awak media.
“Ia sekarang menempati rumah berukuran 3 x 5 meter, masih beralaskan tanah, berdinding tripleks, dan beratap asbes. Biaya pembangunannya menghabiskan Rp1.500.000. Uang itu ia kumpulkan sejak suaminya meninggal pada tahun 2005. Ia selalu menyisihkan hasil penjualan rongsokan seperti gelas plastik, botol plastik, dan lainnya,” ujar Kalman.
Selama ini, Mbok Kinih belum pernah mendapatkan bantuan dari program pemerintah apa pun—baik santunan lansia sebatang kara maupun bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pandeglang.
Dalam berbagai program bantuan pemerintah tersebut, tak satu pun yang sampai kepada Mbok Kinih. Ia berharap adanya perhatian dan campur tangan pemerintah karena bantuan tersebut sangat berarti untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Terima kasih, Pak… terima kasih, Pak… Gusti Allah sing mbales,” ujar Mbok Kinih dengan suara lirih saat menceritakan kisahnya kepada awak media, Senin (1/12/2025).
Dengan senyum tulus yang mengembang di wajah keriputnya, Mbok Kinih tetap memancarkan semangat hidup yang luar biasa. Ia tinggal sendirian di rumah sederhana, sementara putra semata wayangnya, Kalman (60), tidak dapat merawatnya sepenuhnya karena bekerja sebagai pesuruh di salah satu institusi pemerintah. Meski demikian, Mbok Kinih tidak pernah merasa benar-benar kesepian.
Para tetangga di sekitarnya selalu siap membantu—memberikan makanan, menemani saat ia membutuhkan teman bicara, dan memastikan ia tetap terurus. Rasa kebersamaan dan gotong royong di lingkungan tersebut menjadi penghibur bagi Mbok Kinih di masa senjanya.
Kisah Mbok Kinih menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama. Di tengah keterbatasan, ia tetap menunjukkan ketegaran dan semangat hidup yang patut dicontoh. Semoga ke depan, ia dapat memperoleh bantuan pemerintah yang tepat sasaran, sehingga dapat membawa kebahagiaan di hari tuanya.
Berbagai program pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan pangan (Bapang), dan program lainnya sangat ia harapkan. Berbagai persyaratan telah ia penuhi, seperti menyerahkan fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK) kepada ketua RT, namun hingga kini belum ada bantuan yang diterimanya.
Semoga ke depan pemerintah dapat menyalurkan berbagai program bantuan dengan lebih tepat sasaran, sehingga dapat menjangkau lebih banyak lagi lansia fakir yang hidup sebatang kara.(Denni)

