NETWORK | Jakarta | Banten | Lampung

ibu-ibu Bekasi Barat Membahas Bahaya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender)

GERBANGPATRIOT.COM – Sekelompok ibu-ibu pengajian di Jakasampurna Bekasi Barat menggelar seminar umum membahas bahaya perilaku LGBT bagi anak-anak.

“Ayah Bunda, Selamatkan Anakmu dari Bahaya LGBT,” demikian judul seminar yang digelar di Jalan Plamboyan Perumnas 1 Jakasampurna Bekasi Barat Sabtu, (19/1/2019) pagi.

Pembicaranya adalah Tri Handayani, MA. Seorang pendakwah yang juga survivor kanker dan aktivis AILA Indonesia. Tri Handayani menjelaskan LGBT adalah perilaku menyimpang dan melanggar larangan Allah SWT. “Itu dilakukan karena hanya memperturutkan nafsu syahwat tanpa mengenal etika kehidupan sosial dan bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.”

Tri Handayani kemudian menjelaskan apa saja kategori LGBT dan ciri-cirinya. Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Ia juga menceritakan pengalamannya bertemu langsung dengan orang-orang yang berperilaku LGBT.

Lantas ia membedah data-data dari Aliansi Cinta Indonesia (AILA). Data tersebut menunjukkan jumlah pelaku LGBT di berbagai daerah. Seperti Sukabumi 2000 orang. Bekasi tercatat 9000 orang dan Tasikmalaya 3000 orang.

“Provinsi dengan jumlah gay terbanyak se Indonesia itu dari Jawa Barat,” ungkapnya.

Di hadapan peserta acara yang didominasi ibu-ibu, Tri Handayani juga menjelaskan belum ada aturan hukum untuk memproteksi generasi muda dari bahaya LGBT.

“AILA Indonesia pernah mengajukan judicial review ke MK agar ada Undang-undang yang memproses hukum pelaku perzinahan dan yang sesama jenis, tetapi ditolak. Miris!” jelasnya.

Tri Handayani juga memaparkan modus penyebaran perilaku LGBT pada anak dan remaja.

Modus LGBT Pada Anak dan Remaja

Usia 7-13 Tahun
1. Diberikan mainan
2. Diberikan makanan
3. Game dan Warnet
4. Kids Fun
5. Film Kartun
6. Model Pakaian
7. Dongeng Modern

Usia 14-20 Tahun
1. Karaoke
2. Kafe / Pub / Diskotik
3. Game Online
4. Birthday Party
5. Film dan Idola
6. Gym dan Sport Club’
7. Kopi Darat

“Mereka masif, terorganisir, solid. Ini cikal bakal kehancuran bangsa. Kalau kita tidak berbuat nanti bagaimana. Anak-anak kita yang akan memimpin ke depannya. Bagaimana kalau mereka rusak?”

Kemudian, Tri Handayani memaparkan kiat-kiat atau langkah-langkah yang harus dilakukan orangtua agar anaknya tidak terpengaruh virus LGBT.

“Orangtua yang tidak peduli, hilangnya peran ayah, anak lelaki yang lebih sering interaksi dengan ibunya, anak perempuan yang kurang kasih sayang dari ayah, kurangnya pemahaman agama, terpapar pornografi dan terlalu bebas menggunakan gadget. Inilah pola asuh yang memicu perilaku LGBT.”

Agar perilaku LGBT tidak muncul, maka orangtua harus mengubah pola asuhnya jauh lebih baik lagi.

“Mendekatkan diri pada Allah. Tanamkan keimanan yang kuat agar anak tahu halal haram. Dekap hangat jiwa anak-anak kita, bangun komunikasi yang baik,” ujar Tri Handayani.

Dalam kesempatan ini hadir pula Rosdini Intan, sosok aktivis perempuan Bekasi Barat dan pemerhati masalah keluarga.

Ia berpesan kepada para orangtua di Bekasi untuk tidak berhenti belajar agar bisa mengerti perkembangan zaman. (DNS/Zak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.